Wanita mana yang tak khawatir saat menemukan benjolan di sekitar dada. Penyakit kanker payudara langsung menghantui pikiran. Sayangnya, tak banyak yang langsung periksa ke dokter.
Kebanyakan karena khawatir ketakutannya benar-benar menjadi nyata, atau tak yakin benjolan itu sungguhan kanker payudara. Tak heran, banyak kanker payudara yang baru terdeteksi saat stadium lanjut.
Wanita bukan hanya perlu tahu ciri-ciri benjolan yang ditengarai sebagai kanker payudara. Yang juga penting, adalah mengetahui faktor risikonya. Misalnya: usia, genetik, obesitas, serta gaya hidup buruk.
Di luar itu, ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang tanpa disadari juga menyebabkan kanker.
Ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, onkologis dr. Ronald A. Hukom menyebutkan cara menyantap makanan pun perlu diwaspadai. Makanan panas dan proses memasak dibakar, ternyata lebih berpotensi memicu kanker payudara.
Apa sebab? Rupanya, panas yang masuk ke tenggorokan, usus, dan lambung secara kontinu akan merusak sel-sel di dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko kanker.
“Walaupun tidak berisiko secara langsung, kebiasaan itu juga meningkatkan risiko kanker lain, seperti kanker usus, tenggorokan, atau lambung yang dapat memicu kanker payudara,” katanya menjelaskan.
Di Asia, lanjutnya, penderita kanker rongga mulut dan lambung cukup tinggi. Itu disebabkan kebiasaan masyarakat menyantap makanan dalam kondisi panas, seperti saat menikmati sup.
Sedangkan makanan yang dibakar, terutama jika sampai gosong, mengandung zat kimia seperti benzol-a-piren, amin heterosoklik, dioksin, dan sebagainya.
Zat-zat itu bersifat karsinogenik dan mengandung radikal bebas. Artinya, bisa memicu sel-sel abnormal di dalam tubuh menjadi kanker.
Ronald menegaskan, kanker payudara memang tak hanya bisa diderita mereka yang memiliki faktor risiko. Kebiasaan-kebiasaan buruk juga dapat memicunya. Untuk itu, ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dini, terutama setelah menemukan benjolan di area dada.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan