Meskipun telah banyak kajian dan pembahasan yang menguraikan dampak buruk dari tubuh anak yang terlalu gemuk. Namun, tak sedikit orangtua yang masih terkecoh dalam membedakan anak yang mengalami obesitas dan yang hobi makan.
Anak yang sedari kecil telah kelebihan berat badan bisa menderita rangkaian penyakit dengan risiko kematian saat usia mereka beranjak dewasa. Namun, jangan langsung panik, Anda bisa mencegahnya sedini mungkin lewat kiat-kiat sederhana yang tak memerlukan biaya tinggi. Penasaran? Berikut uraiannya seperti dikutip situs gaya hidup Boldsky.
Berhenti di saat kenyang:
Salah satu kebiasaan orangtua di Asia adalah mewajibkan anak untuk menghabiskan makanan mereka sampai piring bersih. Padahal, cara ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, takaran porsi yang Anda tentukan belum tentu sesuai dengan kebutuhan gizi anak.
Hentikan menerapkan aturan yang demikian, jangan membuat anak takut mengatakan kenyang meski masih ada sisa makanan pada piringnya. Jangan hanya karena khawatir kena amarah orangtua, anak memaksakan diri untuk menghabiskan makanan di saat perutnya sudah kekenyangan.
Diet bukan untuk balita:
Si kecil kesayangan Anda masih berusia balita, ini berarti masih terlalu dini untuk mengikuti program diet ketat yang bisa membuatnya lemas sepanjang hari. Sebab, seperti kita ketahui, usia balita merupakan fase penting dalam masa pertumbuhan. Sebenarnya, yang harus Anda lakukan adalah mengatur porsi dan keseimbangan gizi pada menu makan anak. Jangan langsung membatasi sama sekali tidak boleh mengudap cokelat, keju, keripik kentang, dan sebagainya. Sebaiknya, ganti saja dengan jenis yang tak terlalu berlemak dan berkalori tinggi. Intinya, jangan terlalu ekstrem.
Dokter menyarankan agar para orangtua memberikan tiga porsi makanan yang diselingi dengan dua jenis kudapan. Lalu, pastikan si kecil makan dalam posisi duduk, supaya proses pencernaan dalam tubuhnya berjalan dengan baik.
Jangan paksa anak melakukan hal yang mereka tak suka:
Umumnya anak-anak tak suka mengonsumsi suplemen, seperti minyak ikan dan lainnya. Padahal sesungguhnya, suplemen ini bisa membuat stamina mereka lebih kuat dan prima. Namun, kalau anak tidak suka jangan paksa mereka untuk mengonsumsinya. Sebab, makanan yang paling sehat pun hanya akan berakhir menjadi muntahan, jika hati anak menolak untuk mengonsumsinya.
Jangan makan di depan televisi:
Apa hubungan antara menonton televisi dengan obesitas pada anak? Ternyata, makan sembari duduk atau rebahan di depan televisi memicu nafsu makan lebih tinggi. Sebab, konsentrasi anak saat itu tertuju pada tontonan favoritnya, sehingga membuat mereka lupa dan cenderung tak merasakan perut yang sudah kenyang.
Lebih peka pada anak perempuan:
Apabila Anda memiliki balita perempuan, cobalah untuk lebih peka menjaga perasaannya. Sebab, meskipun usianya masih kecil dan belum mengerti citra diri, anak perempuan memiliki perasaan yang sangat sensitif terhadap penolakan yang mereka alami di masa kecil. Pada beberapa kasus, menyebabkan trauma yang terus terbawa sampai mereka dewasa.
Maka dari itu, jangan pernah mengondisikan bahwa gemuk itu buruk. Bila ingin anak mengurangi asupan makanannya agar tidak menderita obesitas, sebaiknya Anda mengakalinya dengan memilih jenis makanan yang rendah lemak dan kalori.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan