Nuffnang Ads

Rabu, 5 Februari 2014

Larangan Makan Malam saat Diet, Benar atau Salah?


Saat menjalani diet, banyak orang menghindari makan malam. Setidaknya mulai pukul 7, mereka sudah menutup mulut rapat. Alasannya: pembakaran kalori tidak maksimal, hingga lemak pun menumpuk.

Tapi teori ini dibatah ahli nutrisi Jaime Mass, M.S., R.D. Ia mengatakan, kalori tetap akan jadi kalori, tidak peduli kapan makanan dan minuman itu dikonsumsi.

Ia menambahkan, jika total asupan kalori per hari lebih besar daripada yang terbakar, tentu saja menambah berat badan, kapanpun waktu makan Anda.

Yang jadi masalah adalah, sebagian besar wanita justru mengonsumsi setengah dari kalori harian mereka saat makan malam. Sebuah penelitian menemukan bahwa sepertiga orang mengonsumsi 15 persen kalori lebih banyak setelah jam 11 malam.

Padahal jika menu makan malam adalah sayuran dan protein yang dikukus atau direbus, maka tidak akan jadi masalah. Meski Anda makan di atas jam 8 malam. Tapi jika makanan yang dipilih adalah pizza, cup cake atau ayam goreng, jangan heran jika tubuh bertambah gemuk.

"Hasrat makan di malam hari sering disebabkan karena stres di siang hari. Jika Anda makan karena stres padahal sebenarnya tidak lapar, akan sangat mudah tergoda makanan tidak sehat," ujar Jaime, seperti dikutip Women's Health.

Meski begitu, makan di malam hari memang tidak disarankan oleh para pakar diet dan nutrisi. Tapi bukan semata-mata karena memicu kegemukan. Berdasarkan penelitian dari Obesity of Research & Clinical Practice, makan sesaat sebelum tidur meningkatkan gula darah selama 24 jam.

Sementara penelitian yang dimuat dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan, konsumsi makanan tinggi lemak dan kalori pada malam hari menyebabkan insomnia.

Jadi, makan di malam hari sebenarnya tidak dilarang. Pilihlah makanan rendah kalori seperti buah segar, salad dengan dressing minyak zaitun atau roti gandum dengan telur rebus.

Tiada ulasan:

Tajaan

Related Posts with Thumbnails

RADIOKITA STESEN 1